Pukul 06.15, Bayu sudah tiba di kelas. Di kelas tersebut hanya ada Doni dan 2 teman lainnya.
"Yaa, bentar gue ambilin dulu." Bayu merogoh rogoh isi tasnya. Menilik setiap nama bukunya. Ga ada nama fisika." Bentar don, kok ga ada ya,." Lanjutnya
"Di laci mungkin?" Sanggah Doni yang ikut mencari di tas Bayu.
"Ohh iya, kemaren belom gue masukin ketas. lya nih di laci." Saat Bayu hendak menilik lacinya, dia melihat kecoa di dalam sana.
"WAAA MONYETT BABII AYAMMM. SIAPA NIH YANG NAROH KECOA MATI DI LACII GUEE. JAWABBB." teriakan Bayu membuat anak anak kelas bergegas menghampirinya yang tengah histeris sambil berdiri di atas kursi.
"Yaelahh Bay, ini mah cuman kecoa mainan. Nih kalo ga percaya." Doni menyodorkan mainan kecoa tersebut ke arah Bayu yang masih bergidik geli.
"Brengsek tu cewek. Liat aja ntar." Ucap Bayu kemudian dia keluar dengan tampang marah menuju kelas ips 1, yaitu kelasnya Aya.
Brakkkk....
Suara gebrakan meja dari Bayu membuat suasana kelas Aya hening. Atmosfer terasa sesak seketika saat Bayu mulai menatap tajam Aya, Aya sebaliknya menatap bayu dengan tatapan meremehkan.
Bayu menarik kerah Aya, sontak anak anak yang melihatnya bergidik ngeri menatap dua kubu yang siap berperang.
"Maksud lo apa naroh kecoa mainan di laci gue, HAH?!" Terdengar suara Bayu yang penuh dengan penekanan.
"Hohoho. Lo takut ya sama mainan kecoanya?" Suara gelagak Aya membuat Bayu semakin naik pitam. Saat hendak menampar pipi kanan Aya, Caca yang sedari tadi melihat kelakuan Bayu juga ikut turun tangan.
Grepp....
"Lo mau apa? Nampar? Nampar Aya? Sini kalo berani tampar gue dulu." Tangan kiri Caca menepuk nepuk pelan pipi Caca sendiri.
"Dengan senang hati" plakk....
Tamparan berhasil lolos dan mendarat di pipi kiri Caca. Sontak anak anak beserta Aya yang menyaksikan langsung kaget. Apalagi Caca, baru pertama kali dia di tampar oleh cowok.
"Bangsatt lo Bay." Tangan Aya siap menampar pipi kanan Bayu, tapi ga jadi. Soalnya tangan Bayu lebih dulu menangkap tangan Aya.
"Dengerinn guee semuanya, sekali kali kalian berani sama angkatan mipa, apalagi gue, kalian liat aja. Gue bakalan lebih dari apa yang kalian liat hari ini. Camkan itu!."Ucap Bayu dengan intonasi meninggi. Setelah itu dia melepas cengkeramnya. Bayu keluar.
"Lo ga kenapa napa kan Ca?" Tanya Aya yang begitu cemas. Soalnya dia tau kalo tamparan tadi begitu keras walaupun bukan dia yang ngerasain.
"Ga apa apa Ay, yang penting lo ga kenapa napa." Ucap Caca yang masih meringis menahan nyeri di pipinya
"Umm, Ay, Ca. Maafin kita ya, yang ga bisa bela kalian tadi." Seorang wanita, teman seketas Aya dan Caca menghampiri mereka. Meminta maaf dengan tutus.
"Iyaa, ga apa apa. Toh tadi cuman tamparan sepele. Santai aja keles hehehe." Ucap Caca. Caca memang baik sama siapapun. Tapi dia akan menjadi sangat menyebalkan jika ada orang yang memperlakukannya tidak wajar
********
Aya dan Caca pulang pukul 17.00. Memang ga wajar sih, mereka bukan Osis ato Rohis. Mereka pulang begitu larut karena mau menghilangkan bekas memar di pipi Caca. Caca ga mau membuat orang tuanya khawatir.
"Udah ga keliatan memar kan Ay?" Tanya Caca yang masih melihat cermin, memastikan wajahnya memang sudah sembuh.
"Iyaa sudah kok." Jawab Aya dengan intonasi meyakinkan sehingga membuat Caca semakin pede.
Di sisi lain Saat ini adek Bayu pulang telat karena ada les tambahan. Adek Bayu memastikan ke Bayu kalo dia ga perlu di jemput. Soalnya ada temen seperjalanan pulang. Tapi saat pulang, tenyata temannya di jemput oleh orang tuanya, katanya ada urusan penting jadi harus buru buru pulang.
Adek Bayu hanya tersenyum kecut. Jadinya dia pulang sendiri, kalo mau telepon abangnya mungkin akan sangat mengganggu. Adek Bayu tipe orang yang peka. Di saat yang bersamaan, Aya dan Caca melihat anak kecil yang sedang di buntuti oleh orang aneh.
"Ngapain tu orang buntutin anak kecil?" Tanya Caca yang sedari tadi juga ikut memperhatikan.
"Ikutin yuk Ca, perasaan gue ga enak." Ucap Aya yang langsung di angguki oleh Caca. Mereka berjalan ga jauh dari jarak orang asing tersebut. Dan ternyata dugaan Aya benar. Dia mau menculik anak kecil tersebut.
Anak kecil tersebut meronta ronta saat orang aneh itu mendekap mulutnya. Tanpa basa basi Caca maju lebih dulu dan melepaskan tendangannya mengenai belakang kepala si penculik. Aya langsung menarik anak kecil itu untuk berlindung dari arena tersebut.
"Sebentar ya dek, ga bakalan lama kok." Aya meninggalkan anak kecil tersebut lalu ikut serta dalam adu jotos. 2 lawan 1. Kita menang.
Si penculik itu lari kocar kacir sambil ngarahin telunjuk tengahnya ke arah kita. Caca pun membalasnya dengan memperlihatkan 2 jari tengahnya.
"Adek ga apaapa? Ada yang sakit ga? Sesak gitu?" Tanya Caca setelah melihat kondisi anak kecil tersebut.
"Mila ga papa kak, hanya kaget. Untung ada kakak kakak hebat yang nolongin mila." Ucap anak kecil itu yang ternyata adalah adek Bayu.
"Sepertinya kita pernah ketemu kak?" Tanya Mila sambil menunjuk Aya
"Benarkah?" Tanya Aya memastikan. Dia sedikit bingung dengan kalimat Mila
"Ahh Mila ingat, kakak kan yang waktu itu rebutan samyang sama kak Bayu?" Aya pun langsung mengingat saat nama manusia laknat itu di sebut.
"Kamu adiknya bayu?" Tanya Caca penasaran.
"Iya kak, kakak temannya kak Bayu juga kan?" Tanya Mila dengan wajah polosnya. Mila memang memiliki paras wajah yang mirip dengan Bayu
"Teman? Kita itu mumphhh." Kalimat Caca terputus saat tangan Aya membungkamnya.
"Mu-?" Tanya Mila dengan wajah polosnya.
"Mu? Siapa yang bilang mu? Ya, kita temennya Bayu." Ucap Aya dengan intonasi lembut sambil tersenyum. Caca berhasil lepas dari bungkaman Aya." Mari Mil, kakak antar kamu pulang. Biar lebih aman." Lanjut Aya dan langsung di angguki Mila sebagai jawabannya.
********
"Abanggg, adekk pulang." Suara dari luar khas Mila membuat Bayu bergegas keluar.
"Lama banget dek pul--" kalimat Bayu terpotong saat melihat Aya dan Caca berdiri persis di hadapannya.
"Ngapain lo kesini." Tanya Bayu dengan intonasi ketus. Wajahnya berubah dari khawatir jadi masam.
"Ihh apaan sih bang, seharusnya abang berterima kasih ke kakak kakak ini." Ucap Mila sambil menenangkan bayu
"Kenapa?" Tanya Bayu yang begitu bingung dengan keadaan.
Mila menceritakan kejadian dari awal mau pulang bareng temannya hingga akhirnya di tolong oleh Aya dan Caca.
"Oh." Ucap Bayu setelah mendengarkan penjelasan adiknya.
"Oh doang?" Caca yang sedari tadi menahan emosi dikarenakan ada Mila, di sekarang ga tinggal diam. Dia angkat bicara.
"Iya. Emang kenapa?" Tanya Bayu sambil menyenderkan badan di pinggiran pintu sambil melipat tangannya di depan dada.
"Ga. Kita pulang dulu. Milaa," ucap Aya dengan intonasi lembut. Membuat Mila mendekat ke Aya." Besok lagi hati hati ya saat mau pulang. Lihat sekeliling udah aman ato belum.Ya?!" Lanjut Aya sambil mengusap pucuk rambut Mila
"Iya kak, makasih ya kak." Sahut Mila sambil tersenyum manis. Caca juga ikut tersenyum lembut ke arah Mila
Aya dan Caca meninggalkan gerbang rumah Bayu. Di saat itu juga Mila menatap abangnya yang masih bersenderan di pinggiran pintu.
"Bang, adek kecewa sama abang." Tanpa mendengarkan perkataan Bayu, Mila melangkah masuk ke dalam kamar. Blalnm.....
'Lo ga tau aja dek, masalah gue sama mereka sekarang." Ucap Bayu yang masih menatap ke lantai dua, kamar Mila
Minggu
Di minggu pagi yang cerah ini, Aya selaku pemilik kamar berukuran besar sedang tertidur lelap. Matanya mulai menyipit saat cahaya mentari menembus tirai tirai kamarnya.
Bukanya bangun, Aya malah membenarkan posisi selimutnya dan kembali tidur. Saat hendak kembali tidur, tiba tiba ada tangan yang menarik selimut Aya dengan paksa lalu menggoyang goyangkan badan Aya.
"Ayaaaa woee bangun lo keboo. Katanya mau jogging bareng. Woee Ayaaaa." Suara Caca membuat Aya terkesiap langsung duduk dengan posisi merem sedikit.
"Hoammtn ck ck. Ngapain sih lo Caa, pagi pagi dah bikin atmosfer di kamar gue pengap." Ucap Aya yang menggaruk garuk kepalanya yang gatal habis bangun tidur.
"Siap siap gih. Gue tunggu di bawah." Ucap Caca sambil berdiri meninggalkan Aya yang masih duduk di atas kasur size king nya.
"Kita mau kemana?" Tanya Aya yang berusaha melek
"Kuburan. Ya jogging lah. Udahh cepetann. Dasar kebo." Blam...
Caca menutup pintu Aya dan beranjak turun. Aya juga segera ke kamar mandi buat cuci muka langsung mengenakan pakaian jogging.
*********
"Aduhh Ca, capek gue. Istirahat bentar napa." Ucap Aya yang mulai kelelahan.
"Gue beliin minum dulu ya." Kata Caca sambil berlari lari kecil menghampiri mesin kola di seberang taman.
Cesss "Njirr. Kaget gue. Btw makasih ya." Aya menerima kola yang di beliin Caca. Saat mereka hampir menghabiskan kola tersebut, Caca melihat dua amuba yang akan melintas di depan mereka.
"Ay, lo liat ya." Saat dua amuba melintas persis di hadapan mereka, Caca melempar kaleng kola yang telah tandas. Pletak...
"Woee bangke, siapa nih yang pukul pala orang pake kaleng kola, hah?" Ya. Kepala Bayu lah yang terkena lemparan dari Caca.
"Ups sory bang, gue ga sengaja." Ucap Caca yang masih bersandar santai di deket Aya sambil melipat tangannya di depan dada.
"Sialan lo. Kesini bisa ga!" Ucap Bayu yang sekarang sangat geram terhadap Caca
Tanpa perintah 2 kali, Caca dan Aya langsung maju menghampiri 2 amuba. Ya.Yang satunya lagi tu adalah Doni.
"Apa bang?" Tanya Caca sambil memasang muka senengnya karena berhasil tepat sasaran saat melempar kaleng tersebut.
"Bang bang, gausah banyak bacot. Maksut lo apa lempar sembarang kaleng ke gue hah?" Tanya Bayu sambil nunjuk kaleng yang jatoh di dekatnya
"Mau tau?" Tanya Aya yang kemudian dia memegang sambil menepuk nepuk pelan pipi kiri Caca yang kemarin di tampar oleh Bayu.
"Lo mau bales dendam?" Tanya Bayu yang sekarang dalam keadaan melipat tangannya di depan dada.
"Menurut lo?" Sebelum Aya mendengar kalimat Bayu, Aya memutar bola matanya lalu menggandeng lengan Caca buat pergi dari tempat tersebut.
"Cewek brengsek." Ucap Bayu sambil menggeretakkan rahangnya dan mengepalkan kuat kuat tangannya
"Tuh kan Bay, gue bilang juga apa. Si Aya tu ga ada tandingannya kalo di ajak musuhan." Kemudian Doni ikut bicara saat Aya dan Caca tak lagi tampak
"Tauk ah, gue mau pulang. Lo kalo mau mampirya silakan." Ucap Bayu sambil berlalu meninggalkan Doni yang masih berdiri di tempat. Doni menggambil kaleng tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah.
"Gue berharap lo dapat hikayah Bay,"guman Doni sebelum mengikuti langkah Bayu yang semakin jauh. "Tunggu Bay." Lanjutnya
Aya dan Caca pulang ke rumah Aya, mama Aya yang sudah menyiapkan sarapan, mengajak mereka buat sarapan pagi. Aya dan Caca langsung menuju meja makan. Meja makan tersebut di penuhi dengan canda tawa.
"Papa mana ma?" Tanya Aya yang masih mengunyah makanannya. Mama bilang kalo papanya sudah berangkat kerja tadi pagi pagi buta.
Setelah selesai sarapan, Aya dan Caca menuju lantai dua yaitu kamar Aya yang besar.
"Gila to ca, sumpah gue ga nyangka lo bakalan kek gitu." Ucap Aya yang sudah berbaring di kasurnya dan di susul Caca
"Itu namanya trik balas dendam ay. Gue ga terima ya Ay waktu dia nampar gue di depan temen temen. Sekarang gue dah puas." Sahut Caca sambil mengangkat bahu. Aya hanya cengengesan mendengar kalimat Aya barusan.
********
Pukul 09.00, Mila, adek Bayu sudah dandan bak princess hendak keluar rumah. Mila belom ijin sama Bayu, soalnya Mila masih ngambek sama Bayu. Saat hendak keluar rumah, saat itulah juga Bayu hendak masuk ke rumah sehabis olahraga.
"Mau kemana dek?" Tanya Bayu sambil sesekali mengelap keringat di pelipis dan lehernya. Sebenernya Mila mau ngediemin Bayu sepanjang hari ini, tapi ga bisa.
"Mau keluar." Sahut Mila sambil menampakkan muka datar, acuh ke Bayu
"Kemana? Biar abang anter." Tawar Bayu sambil berjongkok di hadapannya. Mila masih diam. Tak berkutik sedikitpun.
"Dek, jawab abang. Adek mau kemana?" Tanya Bayu sekali lagi. Dia mulai geram sama Mila
"Bukan urusan abang," ucap Mila dan kemudian dia melewati abangnya lalu keluar
"Lo marah ama abang? Dek, abang kasih tau ya. Abang bersikap dingin ke mereka karena kita punya masalah. Lo harusnya bisa ngertiin abang dek." Ucap Bayu tanpa menengok ke belakang. Bayu tau kalo Mila akan mendengarkan setiap kalimatnya.
Mila mulai memikirkan kembali, kemudiam dia berjalan mendekati Bayu sambil memetuknya dari belakang.
"Abang„" ucap Mila dengan suara parau."Maafin Mila ya bang, Mila ga tau kenapa Mila jadi gampang ke bawa suasana gini. Janji deh Mila ga bakalan ngediemin abang" Lanjutnya yang masih memeluk Bayu dari belakang
"Iya, abang maafin. Tapi beneran iho kamu ga bakalan ngulangin kA\aya' gini lagi." Sahut Bayu yang kemudian membalikkan badannya dan mulai membalas pelukan Mila, sang adik kecilnya.
"Yeyy makasih bangg. Oh iya bang, tadi abang tanya kan Mila mau kemana? Mila tu sebenernya mau beli samyang di minimarket depan komplek." Ucap Mila sambil memancarkan wajahnya yang kembali berseri seri
"Mila tunggu sebentar, abang mandi duku lalu antar Mila ke mall." Ucap Bayu sambil mengusap pucuk kepala Mila
"Kok ke mall? Di minimarket aja bang, deket." Sanggah Mila yang memegangi tangan Bayu yang masih mengusap pucuk kepalanya
"Ga apa apa. Nanti abang kasih Mila kesempatan buat borong apapun yang Mila mau." Ucap Bayu sambil tersenyum manis.
"Yeyy thanks you abangg Mila yang paling gantenggg." Ucap Mila sambil memeluk badan atletis Bayu. Kemudian Bayu bergegas mandi.
********
Saat tiba di mall, Mila langsung berlarian ke arah jajanan jajanan kesukaannya. Bayu hanya melipat tangannya di depan dada sambil melihat tingkah adiknya yang sangat menggemaskan. Dan di saat itu pula, Mila melihat Aya yang sedang berbelanja camilan. Mila mendekati Aya dengan mengendap endap ingin mengagetinya dari belakang.
"WWA KAGETT." Sontak Mila memegangin dadanya yang masih terkejut. Ya benar. Bukan Mila yang mengageti, tetapi malah Aya sendiri yang mengageti
"Ihh kak, kok kakak bisa tau kalo Mila mau ngagetin kakak?" Tanya Mila yang masih setengah terkejut
"Ehhehe, tuu di pojokan sana kan tempat cermin. Tadi kakak ga sengaja liat cermin, terus dari belakang liat kamu yang sedang mengendap endap buat kagetin kakak. Ee tau tau malah kamu yang kaget." Sahut Aya sambil cengengesan mencoel coel pipi Mila.
"Wahh Mila kurang pro nih." Ucap Mila sambil senyum kearah Aya. Tiba tiba dari kejauhan, mereka mendengar suara Mila di teriaki."Milaaa lo kemanaa sih." Ya seperti itulah.
"Mila sama abang?" Tanya Aya. Sebenrnya Aya mau langsung pergi, tapi tangan Mila lebih cekatan menahan tangan Aya.
"Banggg, Mila di sini." Ucap Mila yang masih memegangi tangan Aya. Mendengar suara Mila, Bayu segera menghampirinya. Dia berhenti 1 meter saat melihat Mila ga sendirian. Melainkan sama Aya.
"Daripada abang sama kakak cuman tatap tatapan, mending kita makan aja. Mila laper nih." Ucap Mila membuat suasana yang tadinya mencekam berubah jadi lengang.
"Ehh, gausah mil, kakak mau pulang aja. Lagipula kakak juga sudah puas belanjanya." Ucap Aya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kakak duluan ya mil, da Bayu." Ucap Aya. Seketika muka Mila menjadi mendung. Bayu yang mengetahuinya langsung menahan tangan Aya.
"Mending lo ikut kita makan." Ucap Bayu yang masih menggengam tangan Aya. Sebenernya Aya ogah ogahan makan bareng Bayu. Apalagi Bayu adalah musuhnya. Demi melihat muka Mila yang kembali ceria, Aya mengganguk.
"Nahh gitu dongg. Yuk biar Mila yang pilih tempatnya di atas." Mila langsung berjalan riang di depan, sedangkan Aya dan Bayu berjalan 1 meter di belakang Mila.
"Tumben lo baik ke gue." Ucap Aya yang menatap sinis Bayu "Ini demi Mila. Bukan lo." Ucap Bayu sambil memutar bola matanya.
"Gue juga tau kok." Ucap Mila yang kemudian menyibakkan rambutnya ke belakang.
"Kalo tau ya diem aja. Gausah banyak bacot." Sahut Bayu dengan intonasi datar.
"Yee gue juga punya mulut kalik. Terserah gue dong. Yang bacot juga gue." Sahut Aya ga kalah judes.
"Lo anak ips bacot mulu ya." Tiba tiba Bayu menghentikan langkahnya di depan Aya sehingga membuat Aya menabrak dada bidang Bayu.
"Dari pada anak mipa, banyak gaya." Sahut Aya dan kemudian menyusul Mila yang sudah menaiki eskalator.
Mall
"Abanggg, Mila mau es krimm." Ucap Mila yang tengah duduk manja di bangku paling pojok. Mila memang paling pintar dalam memilih sesuatu, buktinya dari tempat yang dipilih Mila, mereka bisa langsung menikmati pemandangan malam kota jakarta yang di penuhi dengan kendaraan yang berlalu lalang, gedung gedung pencakar langit.
"Iyaa, lo mau apa." Tanya Bayu ketika mereka sudah duduk saling berhadapan.
"Kaya' Mila aja. Es krim." Jawab Aya masih dalam nada datar. Bayu pun melangkah ke kedai es krim. Memesan 2 mangkuk es krim yang begitu menggoda tenggorokan.
"Nih."
Ucap Bayu setelah kembali membawa 2 mangkuk es krim vanilla coklat dengan toping keju. Aya dan Mila mulai menikmati es krim nya.
"Abang ga makan? Nih, Mila bagi ke abang." Ucap Mila sambil menyodorkan sendok.
"Engga, abang ke balkon sebentar ya dek," ucap Bayu sambil berdiri. Tak menunggu jawaban dari Mila apakah di bolehin ato ngga. Saat itu juga, Aya melihat Bayu yang sedang memegang batang rokok yang sudah siap mau diisap.
"Mila, kakak mau ketoilet sebentar ya. Mila jangan kemana mana. Kalo ada orang asing yang mendekati Mila langsung teriak aja. Oke?" Ucap Aya yang kemudian di angguki oleh Mila. Tujuan Aya bukan toilet. Melainkan menghampiri seseorang yang sedang berdiri di balkon sambil menyenderkan badannya.
"Lo ngrokok?" Tanya Aya kepada Bayu, yang membuat Bayu ga jadi menyalakan batang rokoknya.
"Iya. Emang kenapa." Sahut Bayu sambil bersiap kembali untuk menyalakan korek apinya
"Lo ga malu sama adek lo? Lo ga kasian sama Mila.? Mungkin Mila akan kaget, bahkan syok saat melihat abang yang paling di cintainya, di bangga banggakan ternyata sedang mencoba merusak badannya sendiri. Lo anak mipa, seharusnya tau kalo merokok dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Punya tubuh tu dijaga. Bukan malah di rusak." Aya mengakhiri kalimat panjang lebarnya. Bayu yang menyimak dari tadi pun ga jadi buat melanjutkan merokoknya. Dia membuang batang rokok yang ada di jemarinya jauh jauh.
"Puas?" Tanya Bayu yang kemudian berdiri tepat di hadapan Aya sambil memojokkan Aya di dinding balkon.
"Kenapa lo tanya gue? Gue cuman menasehati selagi yang gue omongin tu fakta. Kalo lo mau sakit sakitan ya sok lahh, lanjutin aja kegiatan lo tadi. Minggir, adek lo nungguin gue di dalem." Kemudian Aya mendorong lengan Bayu yang dari tadi menahannya. Aya segera duduk kembali di bangkunya.
"Kakak lama banget sih. Mila hampir takut lho sendirian." Ucap Mila sambil memanyunkan bibir mungilnya.
"Hehehe maafin kakak ya Mil, tadi kakak kebelet banget." Aya berbohong ke Mila, sedetik kemudian Bayu juga menghampiri mereka berdua. Ikut duduk.
"Abang lama banget sih perginya. Nih makan. " ucap Mila yang hendak menyuapi Bayu dengan sendok yang berisi es krim
"Anak kecil ga boleh kepo yaa." Kemudian Bayu membuka mututnya, menerima suapan dari sang adik tercinta.
********
Aya tiba sampe rumah pukul 19.00. Mamanya yang begitu khawatir kemudian kembali cerah saat melihat Aya yang menghampiri mamanya.
"Yaampun, nak. Kamu kemana aja sih? Dari jam sembilan pagi sampe jam tujuh malem kok baru pulang." Tanya mama Aya dengan intonasi khawatir.
Kemudian Aya menceritakan kegiatannya tadi pagi sampe sekarang. Mama Aya hanya tersenyum lembut, lalu menyuruh Aya untuk segera makan malam.
Pukul 22.00. Aya belum tidur, Aya masih asik dengan aktivitas malamanya, yaitu nonton drakor. Bukan Aya namanya kalo tidur di bawah jam 21.00. Aya bisa berjam jam menonton drakor di layar laptopnya.
Bahkan Aya pernah tidur yan 01.00 dini hari. Padahal saat itu Aya sedang menjalankan ujian.
Tok tok tok Aya tau kalo yang mengetuk pintu pasti mamanya. Kemudian Aya beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu.
Cklekk....
"Ada apa ma?" Tanya Aya
"Kok belum tidur nak?" Tanya mama Aya saat melihat bola mata Aya yang masih bening. Belum menandakan adanya rasa kantuk.
"Masih nonton drakor ma. Kenapa ma? Mama mau ikut nonton?" Sahut Aya kemudian membuka pintu lebih lebar.
"Ishh apa sih nak, udah sana tidur. Besok kamu sekolah. Mama ga mau kamu kesiangan kaya' kemarin." Ucap mama Aya sambil berlalu meninggalkan Aya di depan pintu. Kemudian Aya nurut, Aya mematikan laptopnya kemudian beranjak tidur.
********
"Hoammmm ck ck."
"Lo begadang lagi Ay?" Tanya Caca yang melihat sahabatnya sedang meringkuh diantara dua tangannya yang dilipat di meja. Aya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Caca.
"Mending lo icip kuah bakso gue." Caca menyuruh Aya buat mengangkat kepalanya. Lalu Aya menyeruput kuah bakso Caca yang ternyata sangat pedas sehingga membuat mata Aya langsung melek.
"Wahh gila lo Ca. Pedes banget inii. Sini gue minta minuman" Kemudian Caca memberi minumannya ke Aya. Dengan segera, Aya menghabiskan minuman tersebut. Rasa pedas masih menempel di lidah Aya. Kemudian Aya beranjak berdiri, lalu membeli segelas lagi minuman.
"Wahh parah lo Ca. Lidah gue masih pedes nihh." Ucap Aya sewot dan di susul dengan ketawa dari Caca.
"Makanya Ay, gue udah kasih tau kan. Anak cewek begadang tu ga baik. Besok kalo lo dah nikah terus lo sering begadang terus lo bangunnya kesiangan terus suami lo marah marah terus lo--" kalimat Caca terpotong saat telunjuk lentik Aya menempel di bibir Caca.
"Sttt. Brisik banget sih. lyaa Cacaa, gue tau. Tapi lo tau kan gue gimana,." Ucap Aya kemudian melepaskan telunjuknya dari bibir Caca.
Caca hanya mendengus kesal, dia begitu perhatian sekali terhadap kesehatan sahabatnya. Aya dan Caca kembali ke kelas.
Mereka melewati koridor yang banyak di lewati anak anak lainnya. Saat hendak berbelok, bahu kiri Aya ga sengaja bersenggolan dengan Rere.
"Aww, idiot. Jalan pakek mata." Ucap Rere dengan intonasi kasar, Rere memutar bola matanya saat Aya meminta maaf.
"Ga sudi gue nerima maaf lo." Sahut Rere sambil bertalu menjauhi Aya dan Caca. Caca yang begitu geram dengan sifat Rere, dia mendekati langkah kaki Rere dari belakang lalu menjambak rambut Rere.
"Lo punya hati ga sih,?! Jelas jelas Aya sudah minta maaf lo malah seenak jidat bilang ga nerima maaf. Tuhan aja mau maafin masa' lo yang cuman manusia biasa aja sok sok an nolak maaf." Hardik Caca sambil menunjuk nunjuk bahu Rere. Rere yang sedang sendiri, memilih diam dan menatap tajam ke arah Aya dan Caca.
"Udah ca, mending kita pergi aja. Percuma juga kasih tau baik baik ke batu. Yuk." Aya menarik tangan Caca untuk segera menjauh dari tempat tersebut. Rere yang sudah naik pitam, ia hanya mengepalkan tangannya lalu memukulkannya ke tembok. Bukk....
"Aww sakit juga nampol tembok." Ringkih Rere sambil mengelus etus kepalan tangannya yang berwarna merah memar.
Saat tiba di kelas, Rere langsung mengadu ke Bayu. Dia membuat buat cerita seakan akan dia yang tersakiti
"Bayuu, hiks." Sapa Rere ke Bayu sambil menampakkan tangannya yang memar.
"Apa?" Jawab Bayu sekilas, latu memperhatikan layar hp nya kembali.
"Tangan gue memar." Ucap Rere yang sekarang duduk persis di samping Bayu
"Terus?" Tanya Bayu datar tanpa memalingkan sedikitpun ke arah Rere.
Rere yang mulai jengkel terhadap sikap Bayu, dia menyenggol hp Bayu yang kemudian jatuh di lantai. Bayu kaget kemudian dia segera mengambil hp nya yang jatuh tadi. Saat di teliti, ternyata pelindung kacanya retak total.
"Lo apa apaan sih re. Lihat nih!" Suara Bayu meninggi kemudian dia memperlihatkan pelindung kacanya yang retak total ke muka Rere.
"Pecah goblokk. Rese banget sih lo. Cuman memar biasa aja lo ngadu ke gue. Emang gue emak lo apa. Lo bikin mood gue tambah ancur. Minggir. Ga sudi gue liat muka lo" Lanjut Bayu.
Untung saat itu di kelas hanya ada mereka berdua, yang lainnya masih berhamburan di kantin dan lapangan. Kemudiam Bayu beranjak pergi dari kelas. Rere yang masih syok kemudian perlahan lahan air matanya mengucur deras di pipinya. Dia begitu menyesal,
"Rere, lo memang pantes mendapat cercaan dari Bayu." Umpat Rere untuk dirinya sendiri
Mari Diskusi