Liburan Keluarga di Garis Batas Negara Tanah Khatulistiwa, Jagoi Babang Indonesia

#CeritaBunda
Bangun pagi lansung buka jendela, jam baru menunjukkan jam 05.15 pagi namun di luar kabut sangat tebal sehingga jarak pandang sangat terhambat tetapi udaranya sangat menyegarkan
Akupun lansung bersih - bersih rumah, karena hari minggu jadi mas hapi pun bangunnya telat hehe
Kepikir di benakku untuk mengajak mas hapi jalan-jalan, mumpung masih pagi udara di jalanan pasti segar di tambah lagi suara burung yang berkicau, sudah terbayang indahnya
Aku : Pa, Bangun !!! Kita jalan jalan yuk
Mas Hapi : Jalan Jalan kemana??
Aku : Terserah aja, sekalian belanja keperluan dapur
Mas Hapi : Yudah, kita ke Jagoi Babang saja ya, sekalian belanja disana
Aku : Tapi sampai ke titik nol ya
Mas Hapi : Ok, siap bu bos
Kami pun lansung bersiap-siap aku pun lansung mandi sedangkan mas hapi mengecek sepeda motornya yang akan membawa kami jalan jalan, Setelah semua selesai kami pun berangkat
Benar saja, keluar dari wilayah perkebunan menuju jalan utama (Jalan Parelel Aruk - Entikong) kabut menyelimuti jalanan, udaranya sangat segar sekali ditambah kicauan burung yang merdu
Sebenarnya untuk menuju ke perbatasan titik nol di jagoi babang dari tempat mas hapi kerja tidak terlalu jauh sekitar 50 km, namun di beberapa lokasi jalan masih sirtu (pasir batu) jadi membuat laju motor terhambat
Di tengah perjalanan mata ku tertuju di genangan air yang sangat jernih di pinggir jalan, aku pun menyuruh mas hapi untuk berhenti
Aku : Pa, berhenti sebentar
Mas Hapi : Ada apa?
Aku : Mau lihat genangan air itu (sambil menunjuk)
Mas Hapi : Kenapa jernih ya airnya
Ternyata saat di dekati airnya sangat jernih hingga berudu (kecebong) yang berenang di dasar pun bisa kelihatan, sejenak terpikir oleh ku, "betapa indahnya alam kalimantan, apalagi jika hutannya tetap di jaga"
Cekungan yang berisi air itu sepertinya terbentuk alami, sungguh sangat indah, penasaran dengan airnya aku pun mencoba memasukkan tangan kanan ku, dan ternyata airnya sangat dingin sekali
Aku : Pa, airnya dingin ya
Mas Hapi : Iya, Buat cuci muka sepertinya segar ni (sambil basuh mukanya)
Aku : Yuk lanjutkan perjalanan
Mas Hapi : Ayuk lah
Kami melanjutkan perjalanan, setelah 10 menit perjalanan kami sampai diperempatan Take, orang setempat bilangnya "Simpang Take' ", ada beberapa toko yang berjualan mulai dari kebutuhan prabot rumah, jualan pulsa, rumah makan dan sayur-sayuran
Mas Hapi : Nanti kita belanja buat dapur disini aja (sambil menunjuk toko yang jual sayur)
Namun kami lansung mengarah ke arah perbatasan jogai babang, di perjalanan kami juga sempat melewati puskesmas jagoi babang, ada perasaan bangga melihat bangunan puskesmas yang besar seperti itu di perbatasan Indonesia, karena kebutuhan akan pelayanan kesehatan di perbatasan sudah di perhatikan oleh pemerintah
Kami juga melewati pos penjagaan tentara, pasar jagoi babang, kantor migrasi, hingga kantor bea cukai sampai di ujung jalan, jalanan pun sudah tidak beraspal
Aku pikir " apa ini perbatasannya, tapi kenapa sepi" aku pun menanyakan ke mas Hapi
Aku : Pa, ini perbatsannya
Mas Hapi : Bukan, perbatsannya sebelah sana, melewati gedung itu
Ternyata di sana ada gedung yang sangat besar, namun sepertinya pembangunannya di berhentikan, karena kelihatan gedung belum terbangun dengan sempurna dan di dalamnya sudah di tumbuhi oleh rumput liar
Jalanan sangat kecil dan berbatu sehingga cukup menyulitkan, sekitar lima menit perjalanan dari gedung itu kami pun sampai di portal sederhana dan ternyata di sini lah titik nol jagoi babang
Kami pun mampir di toko untuk membeli minum, ternyata di toko perbatasan banyak sekali di jual barang malaysia mulai dari munuman kaleng, snack, gas, bahkan gula pun ada terjual di toko itu
Kami pun penasaran dan mengobrol dengan yang punya toko, kebetulan toko waktu itu sepi
Aku : Ibu mau air mineral
Ibu Toko : Dipilih aja ya bu
Aku : Mengambil dua botol air mineral
Aku : Ibu, disini produk malaysia jauh lebih murah ya di banding produk kita
Ibu Toko : Iya bu, kalau dibanding dengan produk Indonesia jauh lebih murah
Mas Hapi : Mungkin karena jika produk Indonesia, biaya angkut ke sini yang buat mahal, karena jarak dari Pontianak ke sini bisa hampir 10 jam, biaya itu lah yang buat warga sekitar lebih memilih produk dari Malaysia
Ibu Toko : Iya benar pak, seringkali disini kita juga menggunakan Ringgit untuk transaksi
....
....
....
Panjang lebar berbicara kami pun pamit, dan berfoto di tugu titik nol yang ada di pinggir jalan, ternyata tugu itu di buat oleh beberapa orang yang bisa di lihat di batu peresmian yang di tanda tangani oleh bupati bengkayang
Tidak jauh dari tugu titik nol itu ada juga tugu pancasila yang banyak sekali terpasang bendera merah putih, sungguh sangat cantik sekali, bangga jadi warga negara Indonesia
Setelah puas berfoto, kami pun pulang dan lansung berbelanja di toko sayur di simpang take'
Kami pun lansung bersiap-siap aku pun lansung mandi sedangkan mas hapi mengecek sepeda motornya yang akan membawa kami jalan jalan, Setelah semua selesai kami pun berangkat
Benar saja, keluar dari wilayah perkebunan menuju jalan utama (Jalan Parelel Aruk - Entikong) kabut menyelimuti jalanan, udaranya sangat segar sekali ditambah kicauan burung yang merdu
Sebenarnya untuk menuju ke perbatasan titik nol di jagoi babang dari tempat mas hapi kerja tidak terlalu jauh sekitar 50 km, namun di beberapa lokasi jalan masih sirtu (pasir batu) jadi membuat laju motor terhambat
Di tengah perjalanan mata ku tertuju di genangan air yang sangat jernih di pinggir jalan, aku pun menyuruh mas hapi untuk berhenti
Aku : Pa, berhenti sebentar
Mas Hapi : Ada apa?
Aku : Mau lihat genangan air itu (sambil menunjuk)
Mas Hapi : Kenapa jernih ya airnya
Ternyata saat di dekati airnya sangat jernih hingga berudu (kecebong) yang berenang di dasar pun bisa kelihatan, sejenak terpikir oleh ku, "betapa indahnya alam kalimantan, apalagi jika hutannya tetap di jaga"

Cekungan yang berisi air itu sepertinya terbentuk alami, sungguh sangat indah, penasaran dengan airnya aku pun mencoba memasukkan tangan kanan ku, dan ternyata airnya sangat dingin sekali
Aku : Pa, airnya dingin ya
Mas Hapi : Iya, Buat cuci muka sepertinya segar ni (sambil basuh mukanya)
Aku : Yuk lanjutkan perjalanan
Mas Hapi : Ayuk lah
Kami melanjutkan perjalanan, setelah 10 menit perjalanan kami sampai diperempatan Take, orang setempat bilangnya "Simpang Take' ", ada beberapa toko yang berjualan mulai dari kebutuhan prabot rumah, jualan pulsa, rumah makan dan sayur-sayuran
Mas Hapi : Nanti kita belanja buat dapur disini aja (sambil menunjuk toko yang jual sayur)
Namun kami lansung mengarah ke arah perbatasan jogai babang, di perjalanan kami juga sempat melewati puskesmas jagoi babang, ada perasaan bangga melihat bangunan puskesmas yang besar seperti itu di perbatasan Indonesia, karena kebutuhan akan pelayanan kesehatan di perbatasan sudah di perhatikan oleh pemerintah
Kami juga melewati pos penjagaan tentara, pasar jagoi babang, kantor migrasi, hingga kantor bea cukai sampai di ujung jalan, jalanan pun sudah tidak beraspal
Aku pikir " apa ini perbatasannya, tapi kenapa sepi" aku pun menanyakan ke mas Hapi
Aku : Pa, ini perbatsannya
Mas Hapi : Bukan, perbatsannya sebelah sana, melewati gedung itu
Ternyata di sana ada gedung yang sangat besar, namun sepertinya pembangunannya di berhentikan, karena kelihatan gedung belum terbangun dengan sempurna dan di dalamnya sudah di tumbuhi oleh rumput liar
Jalanan sangat kecil dan berbatu sehingga cukup menyulitkan, sekitar lima menit perjalanan dari gedung itu kami pun sampai di portal sederhana dan ternyata di sini lah titik nol jagoi babang
Kami pun mampir di toko untuk membeli minum, ternyata di toko perbatasan banyak sekali di jual barang malaysia mulai dari munuman kaleng, snack, gas, bahkan gula pun ada terjual di toko itu
Kami pun penasaran dan mengobrol dengan yang punya toko, kebetulan toko waktu itu sepi
Aku : Ibu mau air mineral
Ibu Toko : Dipilih aja ya bu
Aku : Mengambil dua botol air mineral
Aku : Ibu, disini produk malaysia jauh lebih murah ya di banding produk kita
Ibu Toko : Iya bu, kalau dibanding dengan produk Indonesia jauh lebih murah
Mas Hapi : Mungkin karena jika produk Indonesia, biaya angkut ke sini yang buat mahal, karena jarak dari Pontianak ke sini bisa hampir 10 jam, biaya itu lah yang buat warga sekitar lebih memilih produk dari Malaysia
Ibu Toko : Iya benar pak, seringkali disini kita juga menggunakan Ringgit untuk transaksi
....
....
....
Panjang lebar berbicara kami pun pamit, dan berfoto di tugu titik nol yang ada di pinggir jalan, ternyata tugu itu di buat oleh beberapa orang yang bisa di lihat di batu peresmian yang di tanda tangani oleh bupati bengkayang

Tidak jauh dari tugu titik nol itu ada juga tugu pancasila yang banyak sekali terpasang bendera merah putih, sungguh sangat cantik sekali, bangga jadi warga negara Indonesia
Setelah puas berfoto, kami pun pulang dan lansung berbelanja di toko sayur di simpang take'
Mari Diskusi